Sumber: google.com
Zuhud secara bahasa artinya meninggalkan, tidak
menyukai, atau menjauhkan diri. Sedangkan zuhud secara istilah berarti tidak
mementingkan hal - hal yang bersifat keduniawian, atau meninggalkan gemerlap
kehidupan yang bersifat material dalam mengabdikan diri kepada Allah subhanahu
wa ta'ala. Zuhud termasuk salah satu ajaran agama islam yang sangat penting
dalam rangka mengendalikan diri dari pengaruh negatif kehidupan dunia. Orang
zuhud lebih mengutamakan atau mengejar kebahagiaan hidup di akhirat yang abadi
daripada mengejar kehidupan dunia yang fana. Hal ini dapat dipahami dari
isyarat ayat - ayat berikut.
ﱸ ﱹ ﱺ ﱻ ﱼ ﱽ ﱾ
ﱿ ﲀ ﲁ ﲂ ﲃ ﲄ ﲅ ﲆ ﲇ ﲈ ﲉ ﲊ ﲋ ﲌ ﲍ ﲎ ﲏ ﲐ ﲑﲒ ﲓ ﲔ ﲕ ﲖ ﲗ ﲘ ﲙ ﲚ ﲛ ﲜ ﲝﲞ ﲟ ﲠ ﲡ ﲢ ﲣ ﲤ ﲥ ﲦ ﲧ ﲨ ﲩ ﲪ
Artinya : "Tidakkah kamu perhatikan
orang-orang yang dikatakan kepada mereka: "Tahanlah tanganmu (dari
berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!" Setelah
diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan munafik)
takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih
sangat dari itu takutnya. Mereka berkata: "Ya Tuhan kami, mengapa Engkau
wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban
berperang) kepada kami sampai kepada beberapa waktu lagi?" Katakanlah:
"Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk
orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun."(Q.S
An - Nisa ayat 77
Artinya : "Dan tiadalah kehidupan dunia
ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat
itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu
memahaminya?" (Q.S Al -an'am ayat 32
Ayat - ayat diatas memberi petunjuk bahwa kehidupan
dunia yang sekejap ini sungguh tidak sebanding bila dibandingkan dengan
kehidupan akhirat yang kekal dan abadi. Kehidupan akhirat lebih baik dari
kehidupan dunia. Lebih lanjut Allah subhanahu wata'ala berfirman:
وَالْأَخِرَةُ خَيْرٌ وَ أَبْقَى (الأعلى: 17
Artinya : "Sedang kehidupan akhirat adalah
lebih baik dan lebih kekal." (Q.S Al - A'la ayat 17)
Walaupun demikian, orang zuhud bukan berarti
meninggalkan dunia secara total. Mereka justru menjadikan kekayaan dunia
sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah subhanahu wata'ala. Inilah hakikat
zuhud. Perhatikan ayat berikut
قالى تعالى: وَابْتَغِ فِيْمَا ءَاتَاكَ اللهُ الدَّارَ الْأَخِرَةَ وَلَاتَنْسَ
نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللهُ إليْكَ وَلاتَبْغِ الْفَسَادَ
فِي الْأَرْضِ إنَّ اللهَ لَايُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ (القصص:77)
Artinya : "Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan." (Q.S Al - Qasas ayat 77)
Dalam ayat tersebut, Allah subhanahu wata'ala
memerintahkan agar kita menggunakan segala kenikmatan yang diberikan - Nya
untuk mendapatkan kebahagiaan hidup di akhirat. Namun Allah subhanahu wata'ala
menegaskan bahwa kehidupan dunia juga tidak boleh kita lupakan.
Merujuk pada ayat ini, kita bisa menyimpulkan
bahwa orang zuhud sangat mengutamakan kehidupan akhirat, namun mereka tidak
meninggalkan kehidupan dunia. Dengan begitu akan terjadi keseimbangan antara
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar